Hukuman Mati Bagi Para Koruptor, Beranikah Calon Presiden Membuat Program Itu…!

kencanamedianews.com / Lampung  — Pilpres Periode 2024-2029 tinggal menghitung hari, tepatnya 14 Februari 2024 seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai hak pilih dan memenuhi syarat untuk menggunakan hak pilihnya akan menentukan siapa yang layak dan pantas untuk menjadi pemimpin bangsa ini lima tahun kedepan.

Dalam pilpres 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan tiga pasang calon presiden (Capres) dan wakil presiden (Cawapres) yang akan bersaing memperebutkan hati rakyat agar terpilih menjadi Presiden dan wakil Presiden RI periode 2024-2029 mendatang.

Dari ketiga pasangan Capres-cawapres tersebut adalah putra-putra terbaik bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang, ada yang dari mantan anggota TNI, politisi, praktisi hukum, akademisi, pengusaha maupun tokoh Agama.

Rakyat Indonesia hanya berharap, siapapun yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI nanti akan membawa dampak yang positif bagi bangsa dan rakyat Indonesia, terutama mensejahterakan rakyat, memberikan keadilan yang merata memajukan kehidupan bangsa dan membuat bangsa ini aman, damai dan tentram.

Untuk itu Laskar Lampung Indonesia mengharapkan agar para kandidat Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024 nanti membuat program yang spektakuler yang bisa membuat rakyat Indonesia sejahtera, berkeadilan dan memajukan bangsa.

“Kalau memang ketiga kandidat Capres dan Cawapres ini mau mensejahterakan rakyat Indonesia yang berkeadilan dan memajukan bangsa coba buat program yang spektakuler yang bisa menjadi harapan masyarakat,” ujar Ketua Umum LLI Ir Nerozelli Agung Putra kepada awak media , Rabu (6/12/2023).

Ketika disinggung program seperti apa yang diharapkan masyarakat, Sunan Nero panggilan akrab ketua LLI itu menyebutkan hukuman mati bagi para koruptor.

“Agar pengangguran di Indonesia ini berkurang dan negara bisa kaya untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, buat program hukuman mati bagi para koruptor mulai dari koruptor kelas semut hingga koruptor kelas gajah,” harap Nero.

“Namun yang menjadi pertanyaan besar berani gak para kandidat Capres dan Cawapres ini membuat program tersebut untuk meyakinkan masyarakat bahwa kedepannya mereka benar-benar serius menghilangkan korupsi dari bumi Indonesia ini,” imbuhnya.

Nero yakin, kalau ada kandidat Capres dan Cawapres yang berani dan mau membuat program yang spektakuler yang menjadi harapan masyarakat banyak, pasti akan dipilih dan menjadi Presiden RI lima tahun kedepan.

“Saya yakin kalau ada kandidat Capres dan Cawapres yang berani membuat program seperti yang saya sebutkan di atas, maka 85 persen masyarakat Indonesia akan memilihnya untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI lima tahun kedepan,” kata Nero.

Hal itu menurut Nero bukan tanpa alasan, karena masyarakat sudah muak dan sengsara oleh perilaku para koruptor di Indonesia ini.

“Masyarakat Indonesia ini sebenarnya sudah muak dengan perilaku para koruptor di Indonesia ini, yang mengakibatkan masyarakat sengsara, menjadikan masyarakat miskin dan membuat negara banyak hutang di luar negeri, sementara bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang sangat kaya raya,” jelas Nero.

Selain itu menurut Ketum LLI yang terkenal dengan jargon “Oke-oke ” itu mengatakan, salah satu yang membuat Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur dan wakil Gubernur, Bupati/walikota tidak bisa berbuat banyak adalah karena biaya politik saat pencalonan dibiayai oleh cukong dan para koruptor.

“Salah satu yang membuat Presiden, gubernur, Bupati, walikota tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan program terbaik untuk masyarakatnya adalah karena biaya politik yang tinggi, sehingga yang mendanai mereka adalah para cukong dan para koruptor yang mencari aman,” ungkap Nero.

Untuk itu menurutnya, untuk menghilangkan prilaku korupsi dan balas jasa kepada penyandang dana, coba untuk berdiri di atas kaki sendiri.

“Untuk para kandidat Capres, cagub,cabup dan calon wali kota kedepannya jangan lagi tergantung pada para cukong atau para koruptor yang mencari aman untuk biaya pencalonan, sehingga menjadi seperti sapi yang dicucuk hidungnya oleh para penyandang dana Pilpres maupun pilkada,” harap Nero.

Karena hal itu menurut Nero, akan membuat para pemimpin baik tingkat pusat maupun daerah terbelenggu untuk membuat program yang pro rakyat.

“Kenapa saya katakan demikian, karena menurut pengamatan saya selama ini, baik presiden maupun kepala daerah dari tingkat provinsi maupun kabupaten/kota terbelenggu oleh para penyandang dana Pilpres maupun Pilkada untuk membuat program terbaik untuk masyarakat, Bangsa dan Negara Indonesia ini.” Tutup Nero.

Penulis: Red/Melann1