Kencana Media, Bandarlampung – Hari jadi ke 342 Tahun Kota Bandarlampung di Gedung DRPD Kota Bandarlampung, semula berjalan lancar di buka oleh Walikota Bandarlampung, Hj. Bunda Eva Dwiana, berakhir dengan teriakan Walikota, Bunda, Sabtu (15/06/2024).
Pasalnya, setelah konferensi pers, bunda merasa geram perihal salah satu wartawan yang mengkonfirmasi tentang acara MTQ yang masih ditangguhkan uang pembinaannya bagi para juara.
Diketahui pada tanggal 27-30 Mei 2024, Pemkot mengadakan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-53 tingkat Kota Bandarlampung tahun 2024 M/1445 H di Lapangan Waydadi Kota Bandarlampung.
Setelah dua minggu perlombaan, tepatnya hari ini Sabtu, (15/06), uang pembinaan untuk para pemenang belum juga di berikan.
Wartawan yang mendapat aduan dari salah satu pemenang MTQ perihal uang pembinaan yang berlum dibayarkan, potongan administrasi, dan lambannya proses pembayaran, mencoba mengkonfirmasi tentang kebenaran berita tersebut.
Beberapa bukti menunjukkan, penjelasan yang berbelit hingga ada bahasa akan dibayarkan melalui transfer akan tetapi nantinya tiap juara harus mengembalikan uang kelebihan administrasi.
Saat konfirmasi ke kabag Kesra, wartawan tidak mendapatkan tanggapan bahkan mencoba telpon WhatsApp malah di reject.
Sambil mengejar, wartawan coba konfirmasi langsung ke Bunda yang seperti terburu-buru untuk meninggalkan kantor DPRD Kota Bandarlampung.
“Di bagian, ‘kesra’, Semua sudah kita anggarkan, mb dari mana sih, tanya bunda dengan ekspresi syok seolah tidak percaya dengan keadaan yang terjadi.”
Bunda seperti menyangkal atas konfirmasi yang wartawan layangkan, lalu menyuruh wartawan datang ke ruangan.
Reaksi bunda yang saat di konfirmasi tersebut terkesan spontan berubah memanas, bahkan terkesan mengamuk sambil berucap “suruh keruangan saya, lalu menyebut nama seseorang “mana Joni, Joni kesra,” teriak bunda dalam keadaan terguncang.
Keadaan seketika ricuh, entah apa yang membuat bunda lalu bergegas pergi dan wartawan yang mengkonfirmasi berita tidak mendapatkan jawaban yang pasti.
Seolah digiring, itu keadaan yang tampak bagi wartawan karena setelah bunda berlalu menaiki kendaraan, ada beberapa orang yang datang menemui wartawan bahkan meminta kontak si wartawan.
Bahkan wartawan ini di temui oleh salah satu yang menyebut dirinya humas, Ali Rozi namanya.
Alih-alih Ali memberikan jawaban atas pertanyaan wartawan, malah menyalahkan dan mengajari caranya konfirmasi.
“Gak bole gitu, ada prosedur nya, gak bole langsung ke bunda, ini kan bagian yang menangani, Kesra. untuk anggaran itu lagi diupayakan mb, administrasinya ke Kandepak, registrasinya lagi. Ali mintanya untuk ditulis pemberitaan pernyataannya, dan menanyakan apakah bisa tackdown pemberitaan sebelumnya.
Lanjutnya seolah meremehkan profesi wartawan dan mengajari “menurut saya konyol ya kalo lewat telp, kenapa gak datengi langsung ke kantornya kesra.”
Tantangnya, “saya sudah konfirmasi ke Camat Keteguhan, itu gak ada yang juara di daerah sana itu,” seperti menuduh wartawan hanya mengarang pemberitaan.
“Bisa gak si berita itu di tackdown? tanyanya lagi.” Yang paling tidak masuk akal, malah humas, Ali, ini melarang wartawan untuk merekam, “mb jangan direkam, padahal jelas wartawan menjalankan tugasnya untuk konfirmasi perkembangan kasus untuk update berita.
Sampai gedung DPRD Kota Bandarlampung sepi, wartawan tidak mendapatkan jawaban yang coba dikonfirmasi.