Kenali Sosok Caleg Ike Edwin, Mengutuk Keras Praktek Kotor Politik Uang

BANDAR LAMPUNG, KENCANA MEDIA NEWS | Dorongan merubah peradaban ke arah lebih baik dan positif hingga melawan praktik politik uang di tengah-tengah masyarakat Provinsi Lampung. Irjen Pol (Purn) DR.Hi Ike Edwin S.H., M.H., M.M., (61) membulatkan tekad menapaki gelanggang kontestasi Pemilu 2024 sebagai Bakal calon legislatif (Bacaleg) DPR-RI.

Dang Ike, sapaan akrabnya, mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan (dapil) 1 Lampung melalui partai Demokrat.

Lalu siapa sosok Dang Ike? Bagaimana kisahnya terjun ke dunia politik hingga memutuskan maju pada Pileg 2024? Lampung7.com berkesempatan mewawancari pria yang pernah menjabat sebagai Kapolda Lampung pada tahun 2016 yang lalu dan mantan Staf Ahli Kapolri bidang Sosial dan Politik, Minggu (18/6/2023).

 

Ike Edwin merupakan putra ketiga dari tujuh bersaudara, ia tumbuh besar di kalangan Keturunan Bangsawan dan dari kalangan Tentara Nasional Indonesia (TNI AU).

Dimana, Ibundanya adalah seorang wanita keturunan bangsawan (Pepadun) dari Negara Batin Way Kanan Lampung, sementara Ayahandanya juga merupakan keturunan bangsawan (Saibatin) dari Paksi Pak Skala Bkhak Kepaksian Buay Pernong Lampung Barat.

Ayahandanya Pangeran M.Bun Yamin adalah salah seorang Pahlawan Kemerdekaan yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tanjung Karang Bandar Lampung, dan nama Ayahandanya di abadikan menjadi nama Pangkalan TNI AU (Lanud) Pangeran M Bun Yamin di Menggala, Tulang Bawang, Lampung.

“Papa dan mama saya adalah keturunan bangsawan di Lampung, papa dari Jurai Saibatin dari Paksi Pak Skala Bkhak Kepaksian Pernong Lampung Barat, dan mama adalah keturunan bangsawan dari Jurai Pepadun dari Negara Batin Way Kanan,” ujar Dang Ike.

Masih menurut Dang Ike, Ayahandanya merupakan prajurit TNI AU dengan pangkat terakhir Mayor TNI dan dinobatkan Pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Kemerdekaan atas jasanya merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Papa adalah prajurit TNI AU yang merupakan perintis TNI AU di Lampung, sehingga namanya diabadikan menjadi nama Pangkalan Udara TNI AU di Menggala Tulang Bawang dan papa dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tanjung Karang Bandar Lampung karena papa adalah salah satu Pahlawan Kemerdekaan yang merupakan putra asli Lampung,” jelas Dang Ike.

Sedangkan urusan pendidikan, Dang Ike memulainya dari SD di Way Kanan dan selesai pada tahun 1973 di Balikpapan Kalimantan, sementara SMP dirinya bersekolah di SMPN Menggala dan selesai pada tahun 1976, sementara SMA diselesaikannya pada tahun 1979 di SMAN 1 Pekanbaru Riau.

“Selesai SMA saya sempat kuliah di Fakultas Hukum Unila, namun tertunda karena saya masuk ke Akabri,” kata Dang Ike.

Sejak bangku sekolah hingga perkuliahan, Dang Ike juga terkenal aktif didalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) hingga menjadi Ketua Resimen Mahasiswa (Menwa) saat kuliah di Unila.

Diakui sekitar 3 tahun lalu setelah Purna tugas dari Kepolisian, Dang Ike tidak begitu tertarik dengan dunia politik. Padahal waktu itu banyak partai politik coba meminang hingga menawari menjadi Ketua DPD maupun DPW partai politik di Lampung.

Sampai pada akhirnya, Pria 61 tahun tersebut memutuskan berlabuh ke Partai Demokrat untuk terjun ke dunia politik dengan mendaptarkan diri sebagai calon anggota legislatif DPR RI dengan niat ibadah dan mengabdi serta berbakti kepada masyarakat demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Lampung pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

“Saya memutuskan untuk terjun ke dunia politik hanya semata-mata untuk beribadah dengan mengabdikan diri pada masyarakat, bangsa dan negara Indonesia demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Lampung,” ungkapnya.

Sejak saat itu, Dang Ike memutuskan bukan hanya sekedar berorganisasi melainkan juga aktif berpolitik. Tujuannya agar bisa berbuat dan membantu banyak masyarakat dari berbagai latar belakang keturunan, Agama, suku hingga budaya.

Bermodalkan gagasan mengusung perubahan peradaban di era reformasi serta mengembangkan potensi maupun sumber daya alam di bumi Lampung, hingga mengedepankan kunci kejujuran dalam proses pencalonan, ia meyakini mampu mendulang perolehan suara masyarakat. Tak terkeculi kalangan milenial.

“Startegi saya pribadi yang penting kita jujur dan tidak berjanji, kalau berjanji kita akan punya utang. Jadi lebih baik saya berbicara pahit di depan tapi manis di belakang, lebih enak seperti itu. Jujur dan membuka diri,” ucapnya lugas.

Lebih lanjut diakui Dang Ike, pencalegan memang membutuhkan kesiapan secara logistik. Walau begitu, sebagai caleg pemula dikatakan logistik utama ialah kunjungan, silaturahmi, dan komunikasi ke tengah-tengah masyarakat, bukan sekadar memamerkan alat peraga kampanye.

“Secara logistik, setiap orang nyaleg harus siap secara logistik. Contoh gampangnya, untuk mengkampanyekan diri kita paling simplenya kartu nama dan alat peraga lainnya, ini semua jelas perlu logistik, ya kita harus siap. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah kita memanfaatkan teknologi informasi seperti media massa dan media sosial untuk mempublikasikan visi dan misi kita ke masyarakat, agar masyarakat tau tentang sosok calon yang akan mereka pilih sebagai wakil mereka di parlemen nanti, tapi yang terpenting turun ke rakyat,” lanjut Dang Ike.

Terkait pandangannya soal politik uang, Dang Ike menegaskan mengutuk keras praktik-praktik kotor tersebut. Menurutnya, praktek-praktek seperti itu sama saja membodohi dan membohongi masyarakat, kondisi itu tak ubah menyangkut soal transaksional mendulang suara rakyat dan dinilai bisa sangat membahayakan sistem politik Indonesia.

Sebagai mantan Dirtipikor terbaik, Dang Ike menilai praktek politik uang (Money Politik) jelas tidak memanusiakan manusia, karena adanya upaya transaksional dalam mendulang suara.

“Coba kita bayangkan, jika ada politik transaksional, pasti yang dipilih adalah sosok yang memiliki kesiapan logistik yang kuat. Pertanyaannya apakah Caleg tersebut pintar dan mempunyai gagasan dan inovasi?, Ini jelas dikesampingkan dan belum tentu akan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat. Hal-hal semacam ini yang terus saya berikan pemahaman kepada masyarakat agar wakil rakyat yang duduk di bangku parlemen nanti benar-benar sosok yang berkualitas dan benar-benar memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat banyak.” Pungkasnya. | Pnr.

Penulis: YudiEditor: Duta