Nilai Tukar Petani di Lampung Membumbung Tinggi di Era Gubernur Arinal

NILAI Tukar Petani (NTP) Lampung naik membumbung tinggi persis di hari-hari akhir kepemimpinan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung menyebutkan NTP Provinsi Lampung pada Mei 2024 sebesar 121,79 atau naik 2,08 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.

Peningkatan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,82 persen dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang turun sebesar 0,25 persen.

BPS merinci kenaikan NTP Provinsi Lampung Mei 2024 ditopang Subsektor Padi & Palawija (NTP-P) sebesar 100,54, Hortikultura (NTP-H) sebesar 125,99, Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) 153,09, Peternakan (NTP-Pt) 99,63, Perikanan Tangkap 107,79, dan Perikanan Budidaya sebesar 97,21.

Secara agregat, nilai NTP Lampung di sepanjang tahun 2023 mantap pada angka 109,316 ditandai oleh terus menanjaknya angka NTP Lampung tahun lalu secara simultan dari bulan ke bulan dan selalu di atas titik impas (100).

Diawali angka NTP pada Januari 2023 sebesar 103,29. Lalu naik pada Mei sebesar 105,99 hingga meroket tajam pada September sebesar 113,45, Oktober 114,45, November 115,4 dan puncaknya pada Desember sebesar 117,13.

Sebagai perbandingan, NTP Lampung pada awal kepemimpinan Arinal tahun 2019 masih fluktuatif dan berada pada persentase rata-rata 102,51 atau turun 3,15 persen dibanding tahun 2018 sebesar 105,84.

Kemudian, NTP pada 2020-2022 secara berturut-turut mengalami kenaikan masing-masing 97,73 (2020) 101,23 (2021) dan 104,30 (2022).

Sementara NTP Lampung periode Januari s.d Mei 2024 tercatat di atas titik impas.

NTP pada Januari 2024 sebesar 119,35 atau naik 1,90 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP berlanjut pada Februari 2024 sebesar 122,02 atau naik 2,24 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.

Lalu, pada Maret 2024 sebesar 120,37 atau turun 1,35 persen dibanding NTP bulan sebelumnya Penurunan NTP pada Maret 2024 disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani dan naiknya indeks harga yang dibayar petani.

Peningkatan indeks yang dibayar petani pada Maret 2024 disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks biaya produksi serta penambahan barang modal masing-masing sebesar 0,62 persen dan 0,43 persen.

Selain itu, penurunan NTP Maret 2024 dipengaruhi oleh turunnya NTP di beberapa subsektor pertanian yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 5,77 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 4,27 persen, subsektor perikanan tangkap sebesar 0,28 persen, dan subsektor perikanan budidaya 0,93 persen. Sementara itu, NTP yang mengalami peningkatan yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,68 persen dan subsektor peternakan sebesar 1,66 persen.

Sedangkan NTP Provinsi Lampung pada April 2024 sebesar 119,32 atau turun 0,88 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,38 persen dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang naik sebesar 0,51 persen.

Indeks Harga yang diterima Petani Lebih Besar

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

Secara konsepsional NTP mengukur kemampuan tukar komoditas produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk pertanian.

Jika nilai NTP pada waktu tertentu lebih besar dari 100 persen, berarti kemampuan tukar petani pada saat itu lebih baik dibandingkan dengan tahun dasar dan sebaliknya.

Bila ditarik ke belakang, rata-rata NTP Provinsi Lampung periode 2014 sampai 2016 tercatat turun naik meski tetap di atas titik impas. Pada 2014 NTP Lampung tercatat sebesar 104,17, lalu turun menjadi 103,17 pada tahun berikutnya. Pada 2016 naik menjadi 103,90 dan kembali naik pada 2017 menjadi 105,16.

Petani Lampung Sejahtera di Era Gubernur Arinal

Di era Gubernur Arinal Djunaidi, persentase NTP Lampung mampu menembus persentase tertinggi di atas persentase sebelumnya dan mencatat sejarah baru sejak konsep NTP mulai diperkenalkan sebagai indikator kesejahteraan petani pada tahun 1080-an.

Hal ini makin menegaskan bahwa Program Kartu Petani Berjaya (PKPB) yang digagas Gubernur Lampung Arinal berhasil mensejahterakan petani sejak dirinya menjadi orang nomor satu di provinsi ini (Lihat Tabel).

ntp subsektor

Fakta tersebut membuktikan bahwa NTP Lampung periode 2022-2024 nyatanya  mambu menembus persentase di atas 110 s.d 153,09 persen pada sejumlah subsektor unggulan.

Puncaknya terjadi pada 2024 yakki pada suksektor pangan pada Februari 2024 tercatat sebesar 115,82 persen, subsektor hortikultura 134,36 persen dan subsektor perkebunan rakyat sebesar 153,09 pada Mei 2024.

Raihan ini belum pernah dicapai gubernur sebelumnya.(*)